TULISAN 1
sistem perekonomian dunia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sistem perekonomian adalah sistem yang
digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya
baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar
antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara
sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem,
seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem
lainnya, semua faktor tersebut di pegang olehpemerintah. Kebanyakan
sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan
dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian
terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah
untuk mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara
pada perekonomian pasar (market economic), pasar lah
yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
Perekonomian terencana
Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu komunisme dan sosialisme. Sebagai wujud
pemikiran Karl Marx,
komunisme adalah sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki dan menggunakan
seluruh faktor produksi. Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas
faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara; Ketika perekonomian
masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas
faktor-faktor produksi itu kepada para buruh. Uni Soviet dan banyak
negara Eropa Timur lainnya
menggunakan sistem ekonomi ini hingga akhir abad ke-20. Namun saat ini,
hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC yang menggunakan sistem ini.
Negara-negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai
melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor
produksinya sendiri.
Perekonomian pasar
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk
menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan
membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai
akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh
mekanisme penawaran-permintaan.
Perekonomian pasar campuran
Perekonomian pasar campuran atau mixed market
economies adalah gabungan antara sistem perekonomian pasar dan
terencana. Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang
benar-benar melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana, bahkan negara
seperti Amerika
Serikat. Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah Amerika Serikat tetap
mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi. Misalnya
larangan untuk menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah umur,
pengontrolan iklan (advertising), dan lain-lain. Begitu pula dengan
negara-negara perekonomian terencana. Saat ini, banyak negara-negara Blok Timur yang telah
melakukan privatisasi—pengubahan
status perusahaaan pemerintah menjadi perusahaan swasta.
KELEMAHAN SISTEM PEREKONOMIAN
KAPITALIS
Sistem kapitalis sebagai pengganti sistem komunis memberikan
dampak yang sangat buruk bagi perkembangan perekonomian dunia. Kapitalis
berasal dari kata capital, secara sederhana dapat diartikan
sebagai 'modal'. Didalam sistem kapitalis, kekuasaan tertinggi dipegang oleh
pemilik modal, dimana dalam perekonomian modern pemilik modal dalam suatu
perusahaan merupakan para pemegang saham.
Pemegang saham sebagai pemegang kekuasaan tertinggi disebuah
perusahaan akan melimpahkan kekuasaan tersebut kepada top manajemen yang diangkat melalui Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Tidak jarang dalam suatu perusahaan pemegang saham terbesar atau
mayoritas dapat merangkap sebagai top manajemen.
Hal ini secara tidak lansung akan meyebabkan top manajemen bekerja untuk kepentingan pemegang saham dan
bukan untuk kepentingan karyawan atau buruh yang juga merupakan bagian dari
perusahaan, karena mereka diangkat dan diberhentikan oleh pemegang saham
melalui RUPS. Situasi ini akan mendorong topmanajemen
menjadikan karyawan atau buruh sebagai 'sapi perahan' dalam mencapai tujuannya,
yang mana ini merupakan inti dari ilmu manajemen.
Kelemahan Sebagai Sistem Dalam Perusahaan
Modern
Apa kepentingan pemegang saham?
Jawabanya tentu saja keuntungan yang terus meningkat yang akan diikuti oleh
meningkatnya harga saham dan dividen. Didalam sistem yang berlaku sekarang
peningkatan keuntungan perusahaan hanya dapat dinikmati oleh para pemegang
saham dan tidak mempunyai dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan
karyawan atau buruh. Banyak perusahaan yang memperoleh keuntungan dan terus
meningkat setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan. Apakah peningkatan
keuntungan ini akan diikuti oleh peningkatan atau kenaikan gaji karyawan atau
buruh? Tentu saja jawabanya tidak. Apalagi di Indonesia, dimana kebanyakan
karyawan dan buruh bukan merupakan pegawai tetap dan hanya dikontrak enam bulan
atau setahun. Apakah mereka akan merasakan manfaat dari peningkatan keuntungan
perusahaan? Sekali lagi tentu saja tidak.
Sistem kapitalis jika diibaratkan
seperti tubuh manusia, dimana rasa sakit yang diderita oleh satu jari tangan
maka akan meyebabkan rasa sakit secara lahir dan batin diseluruh tubu.
Bandingkan jika jari tersebut disematkan cincing berlian, apakah bagian tubuh
yang lain akan merasakan efeknya secara langsung? Apakah mata yang setiap saat
menjaga jari agar tidak luka, terbakar dan sebagainya akan merasakan efeknya?
Apakah hidung yang setiap saat memelihara jari melalui indra penciuman akan
merasakan efeknya? Apakah mulut yang merupakan alat untuk memasukan sumber
energi bagi jari akan merasakan efeknya? Demikian juga dengan bagian tubuh
lainnya.
Sistem kapitalis merupakan suatu sistem yang saling
terintegrasi secara global. Dimana kejadian krisis disuatu perusahaan atau
negara lainnya yang mempunyai keterkaitan secara lansung maupun tidak lansung
dengan perusahaan atau negara kita, mau tidak mau sebagai bagian dari sistem
kapitalis akan merasakan efek domino yang sangat berarti. Disatu sisi keuntungan yang mereka
peroleh tidak akan memberikan dampak yang berarti, dengan kata lain efek
kerugian yang diterima suatu masyarakat dengan sistem kapitalis tidak sebanding
dengan efek keuntungan yang akan diterima.
Ilustrasi diatas menggambarkan bagaimana
tidak adilnya sistem kapitalis memperlakukan pemegang saham dan karyawan atau
buruh yang merupakan bagian dari suatu perusahaan. Keuntungan hanya dirasakan
oleh pemegang saham, sedangkan kerugian akan dirasakan oleh semua bagian dari
perusahaan, tidak terkecuali karyawan atau buruh. Lalu bagaimanakah sistem yang
adil? Menurut penulis, sistem yang adil adalah menjadikan karyawan atau buruh
sebagai pemegang saham tunggal. Secara perlahan sistem ini akan menjadikan satu
perusahaan akan dimiliki dan oleh karyawan. Dalam hal ini masyarakat diluar
bagian internal perusahaan dilarang memiliki saham perusahaan, hal ini secara
tidak lansung akan mengurangi ketergantungan suatu perusahaan secara global
karena jalur penghubung antara perusahaan dengan dunia luar secara global
melalui kepemilikan saham sudah terputus.
Kelemahan Sebagai Sistem Dalam Lembaga
Keuangan Perbankan
Kelemahan mendasar berikutnya dari
sistem kapitalis adalah sistem bunga. Sistem kapitalis memposisikan uang
sebagai sesuatu yang mempunyai nilai berdasarkan waktu, jadi uang akan
mempunyai nilai yang berbeda karena perbedaan waktu. Keadaan ini akan memaksa
lembaga keuangan khususnya perbankan memberikan pertolongan finansial dengan
mengharapkan imbalan bunga, sehingga bunga dapat didefinisikan sebagai 'tiada
pertolongan tanpa imbalan'. Hal ini bertolak belakang sekali dengan prinsip
seorang muslim, karena Islam merupakan agama terbesar di Indonesia, dimana
pertolongan diberikan dengan ikhlas dan biarlah Allah SWT yang membalas dengan
cara-Nya.
Disadari atau tidak bunga merupakan salah satu faktor utama
penyebab krisis moneter tahun 1997 dan krisis keuangan global saat ini. Semua
instansi keuangan, baik bank maupun non bank menarik dana dari masyarakat
dengan iming-iming bunga dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dengan
memperoleh imbalan berupa bunga. Keserakahan akan mendorong lembaga keuangan
untuk menyalurkan dana kepada pihak manapun secara besar-besaran, akibanya
terjadi kredit macet yang berdampak besar terhadap lembaga itu sendiri. Di
Indonesia ini terjadi sebelum krisis dan memacu terjadinya krisis moneter,
sedangkan di Amerika Serikat ini memacu terjadinya krisis kredit perumahan yang
menyebabkan terjadinya krisis keuangan global. Disatu sisi jika pemerintah atau
bank sentral melakukan regulasi ketat akan berdampak buruk juga bagi
perekonomian karena akan terjadi fenomena yang disebut credit crunch. Dimana lembaga keuangan enggan
menyalurkan kredit karena regulasi ketat sehingga roda perekonomian tidak
berjalan, khususnya sektor riil yang menyerap banyak tenaga kerja.
Bayangkan, suatu sistem yang memberikan alternatif 'maju kena
mundur kena' inilah yang berlaku sekarang. Betapa bodohnya kita, menciptakan
suatu sistem yang sedemikian rupa tanpa ada pemecahan untuk mengatasinya. Lalu
apa solusinya? Solusinya tidak akan mudah, karena bukan pekerjaan mudah untuk
merubah suatu sistem yang sudah berlaku berabad-abad lamanya. Secara perlahan
dan pasti, sistem bunga dapat dihilangkan, langkah pertama pisahkan antara
kredit konsumsi dan kredit produktif. Sebagai ganti bunga untuk kredit konsumsi
dapat ditarik 'sumbangan' yang merupakan keikhlasan dari nasabah tanpa paksaan.
Hal ini dapat terjadi jika dikomunikasikan dengan baik. Persoalnya, lembaga
keuangan bukanlah yayasan yang hidup dari sumbangan dan ada cost of money, apakah cost of money dapat di-coveroleh 'sumbangan'? Tentu saja bisa! Komunikasi dua arah yang
baik akan menjadikan kreditur dan debitur sebagai rekan kerja dan saling
menguntungkan. Pengganti bunga dari kredit produktif tentu saja bagi hasil,
seperti konsep perekonomian syariah.
Kelemahan Dalam Sistem Nilai Tukar
Sitem kapitalis sebagai suatu sistem
yang mayoritas diterapkan dibanyak negara, termasuk Indonesia, menempatkan uang
sebagai sesuatu nilai yang berbeda karena perbedaan waktu, tempat, kekuatan
daya beli masyarakat, dan sebagainya. Perbedaan ini akan mendorong para
spekulan untuk mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa peduli terhadap
nasib orang banyak.
Pada umumnya terdapat dua sistem nilai
tukar, yaitu sistem nilai tukar tetap dan sistem nilai tukar mengambang. Sistem
nilai tukar tetap mengharuskan pemerintah memelihara cadangan devisa agar nilai
tukar tetap stabil dan berada pada posisi yang diharapkan, sedangkan sistem
nilai tukar mengambang, kekuatan permintaan dan penawaran di pasar valuta asing
(valas) akan menentukan nilai suatu mata uang terhadaap mata uang lainnya.
Kedua sistem tersebut masih diterapkan
dibeberapa negara. Sebenarnya Indonesia pada masa orde baru menggunakan sistem
nilai tukar tetap, walaupun secara teori sistem yang digunakan adalah sistem
nilai tukar mengambang terkendali, karena pemerintah menentukan batas atas dan
batas bawah nilai tukar rupiah terhadap mata uang lainnya dan pemerintah dapat
melakukan intervensi untuk mendorong nilai tukar rupiah keposisi yang diharapkan.
Pasca krisis moneter, karena pemerintah melaui Bank Indonesia sudah tidak mampu
melawan serangan para spekulan dan menjaga agar nilai tukar rupiah tetap
stabil, mendorong Indonesia menerapkan sistem nilai tukar mengambang.
Kedua sistem tersebut memiliki kelemahan,
karena nilai tukar suatu mata uang dapat digunakan oleh beberapa pihak yang
tidak bertanggung jawab untuk memperoleh keuntungan, baik keuntungan secara
ekonomi maupun non ekonomi, karena kedua sistem tersebut sangat rentan terhadap
faktor-faktor diluar ekonomi yang tidak dapat dikendalikan oleh para pelaku
ekonomi.
Sebagai contoh, suatu negara x
menggunakan sistem nilai tukar tetap, pihak yang ingin meruntuhkan pemerintahan
negara x dan memiliki finansial yang kuat dapat menyerang nilai tukar negara x
dengan cara membeli mata uang asing dengan menggunakan mata uang negara x
secara besar-besaran dan terus menerus, akibatnya pemerintahan negara x akan
kesulitan mempertahankan nilai tukarnya pada posisi yang diharapkan, karena
serangan pihak tersebut dilakukan secara mendadak dan terus menerus karena
tujuannya untuk meruntuhkan pemerintahan negara x tersebut, sehingga cadangan
devisa negara x tersebut lama kelamaan akan terkuras secara drastis atau bahkan
habis dan minus karena sudah berhutang kenegara lain. Sejarah mencatat,
fenomena ini menyebabkan Soeharto harus rela mundur dari kursi presiden
Indonesia yang telah didudukinya selama 32 tahun.
Hal tersebut juga dapat berlaku terhadap
negara yang menggunakan sistem nilai tukar mengambang, Ulah para spekulan yang
memiliki finansial yang kuat dapat mendorong nilai tukar suatu mata uang
keposisi yang mereka harapkan untuk memperoleh keuntungan. Misalnya, Indonesia
dengan sistem nilai tukar mengambang, dan ada pihak yang ingin menciptakan
kekacauan di Indonesia, dapat menggunakan rupiah untuk mewujudkan ambisinya
tersebut dengan cara membeli dollar secara besar-besaran dan terus-menerus
menggunakan rupiah yang akan mendorong rupiah melemah, dengan catatan pihak
lain selaku pelaku di pasar valas mendukung hal ini, akibatnya BI akan
kesulitan menjaga kestabilan nilai rupiah dan inflasi akan meningkat karena
bahan baku yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dibeli dalam
dollar.
Peningkatan inflasi akan diikuti oleh peninggkatan suku bunga
untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan dan deposito guna mengurangi
jumlah uang beredar dimasyarakat yang akan mengurangi laju inflasi dan
mendorong rupiah keposisi yang diharapkan (rupiah menguat terhadap dollar).
Disisi lain, peningkatan suku bunga akan menyebabkan pelaku ekonomi enggan
untuk memohon kredit dan lebih cendrung untuk menginvestasikan dananya di bank,
akibatnya sektor riil tidak berjalan, pengangguran tidak terserap, sehingga
tingkat kriminalitas tinggi, kemiskinan meningkat, dan banyak lagi efek domino-nya.
Apa solusi untuk ini semua? Jawabnya
adalah kebersamaan, hilangkan keserakahan dan mau berbagi untuk kepentingan
semua. Tahap awal yang bisa dilakukan mungkin dengan cara meniru Uni Eropa
dengan memberlakukan satu mata uang tunggal, hal ini juga bisa dicoba untuk
kawasan ASEAN, selanjutnya secara bertahap dikawasan Asia-Pasifik dan akhirnya
dunia diharapkan dapat menggunakan mata uang tunggal. Selama ini, faktor utama
yang menyebabkan perbedaan nilai uang suatu negara dengan negara lain, karena
negara-negara maju dan kaya enggan untuk berbagi dengan negara miskin dan
mengambil keuntungan dari sistem yang mereka ciptakan sendiri.
Komentar
Posting Komentar