kesedihan vs kegembiraan

Kesedihan dan kegembiraan, dua hal yang tentunya bertolak belakang. Keduanya kerap datang bergantian dan dari tempat yang unpredictable. Dalam hitungan detik setelah merasakan kegembiraan, bisa jadi kita langsung terjerembab dalam kesedihan. Pula sebaliknya. 
Jelas, kegembiraanlah yang lebih dipilih orang.Kesedihan bisa jadi merupakan hal yang dianggap sebagai 'siksaan' yang menguras air mata.

Saat kesedihan atau kegembiraan datang, kita perlu mengendalikan diri. Keduanya bisa jadi anugerah, kasih sayang-Nya, tetapi bisa jadi akar malapetaka.

Saat berhadapan dengan kesedihan, ada yang memilih untuk larut dalam kesedihannya. Mereka membiarkan kesedihan terus membuncah dalam pikiran dan hati. DI situlah akan bertumbuh berbagai pikiran negatif yang terkadang menjerumuskan seseorang pada prasangka buruk terhadap-Nya. 

Sebaliknya, saat berhadapan dengan kegembiraan, ada yang jadi lupa diri. Lalu, cenderung jumawa dan tergiring menuju kesombongan. Selanjutnya, kita akan lupa pada sekeliling kita. Kepekaan sosial kita akan tertutup oleh selimut kepuasan duniawi yang sesungguhnya hanya euforia sesaat. Kita terkadang lupa, kegembiraan yang datang itu milik siapa? 

Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak perlu berlebihan menghadapi kesedihan dan kegembiraan. Saat bersedih, berlapangdadalah. Tumbuhkan kekuatan baru yang dipicu oleh pikiran-pikiran positif. Jadikan kesedihan sebagai pengingat dan sebagai cambuk agar bisa menjadi seseorang yang lebih baik. Saat bersedih, bisa juga dimanfaatkan untuk mengukur diri. Mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat agar tak terulang di kemudian hari. Sesekali, tengoklah ke luar diri kita, masih begitu banyak kisah tentang kesedihan yang lebih memilukan di luar sana. 

Saat bergembira, bersyukurlah. Upayakan untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama, apapun bentuknya, walau hanya seulas hangat senyum ranum. Redam letup gembira berlebihan. Lejitkan tenggang rasa. Ungkapkan kegembiraan dengan ucapan syukur atas karunia-Nya. Lalu, lanjutkan langkah dengan runduk padi dan bersiaplah menghadapi kejutan berikutnya.

DI dunia ini tak ada yang abadi, termasuk kesedihan dan kegembiraan. Semua akan datang silih berganti, di luar dugaan, di luar prediksi. Selalu tanamkan pikiran positif, tebarkan benih rendah hati di dalam diri. Semua telah menjadi ketentuan-Nya. Kita harus menjalani dan memetik setiap hikmah yang ada di baliknya.

*ditulis secara kilat saat ada gelagat rasa sedih yang bercampur dengan rasa gembira. Juga ditulis untuk mengingatkan diri sendiri sehingga termotivasi agar bisa selalu optimistis menjalani setiap gelitik detik. Maaf jika kurang berkenan. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ARTIKEL TENTANG PENULISAN EYD

Peranan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Arti pengembangan Organisasi