Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2011

KEMANUSIAN DAN KEGELISAHAAN

“Si Gila,” tulis Nietsche, “Tidakkah kalian dengar tentang si Gila yang menyulut lentera pada jam-jam pagi yang benderang; ia lari masuk pasar dan terus berteriak: ‘Saya mencari Tuhan! Saya mencari Tuhan!’ Si Gila tertawa terbahak-bahak kegirangan di tengah-tengah orang banyak yang berdiri. Mereka sudah tidak percaya kepada Tuhan. Seorang di antara mereka berkata: ‘Apakah engkau ini telah kehilanganNya?’ Yang lain berucap: ‘Apakah Ia (Tuhan) telah tersesat seperti seorang bocah? Atau bersembunyikah Ia? Takutkah Ia kepada kita? Mengembarakah Ia? Atau Ia telah berpindah?’ Begitulah ocehan mereka sambil tertawa.” “Si Gila lalu meloncat ke tengah mereka dan menembus mereka bersama suluhnya. Ia berteriak, ‘Ke manakah Tuhan larinya?’ Aku akan jelaskan kepada kalian. Kita telah membunuhnya–kalian dan aku. Kita semua adalah pembunuh…. Bukankah lentera itu harus dinyalakan di kala pagi? Belumkah kita dengar para penggali pusara yang sedang mengubur Tuhan? Tuhan telah mati. Tuhan tetap mati!”

KEMANUSIAN DAN HARAPAN

Gambar
Gempa dan Tsunami yang menerjang Jepang pada 11 Maret 2011 telah meluluhlantakan negara tersebut. Banyak orang yang telah menjadi korban fenomena alam ini. Indonesia yang juga pernah mengalami hal yang sama dengan Jepang, memberikan inspirasi kepada PMI Provinsi Bali untuk menggelar aksi solidaritas kemanusiaan untuk korban gempa dan tsunami Jepang. Pada 27 Maret 2011, PMI Provinsi Bali bersama-sama dengan relawan PMI, Nanoe Biroe, Kalibrasi, Teater Orok UNUD dan Konsulat Jepang menggelar aksi solidaritas kemanusiaan di Jl. Puputan Renon-Denpasar dengan menggelar aksi tanda tangan dari para pengunjung di Puputan Renon. Aksi solidaritas ini digelar pada pukul 07.00 WITA bertepatan dengan dimulainya car free day. Selain dimeriahkan oleh pendukung di atas, acara ini juga diikuti oleh seorang warga negara Jepang yang juga ingin menggalang bantuan untuk saudara-saudaranya disana. Kegiatan yang di pusatkan dengan pengumpulan tanda tangan beserta doa dan harapan dari pengunjung yang lewat, ke

keindahan

menari dan tertawa dalam hamparan rumput yang hijau.. memejamkan mata.. biarkan raga ini bergerak sesuka hatinya.. angin senja yang menata legak legok tarian keindahan.. burung senja pula yang menyanyikan lagu tentang keindahan.. damai.. sungguh damai.. ketika aku menari bersama senja.. perlahan aku lelah dgn tarian keindahan.. aku rebahkan tubuhku.. tenggelam dalam kasur rumput yang hijau.. dan sejenak aku mengatur nafasku.. deguban jantungku yg seirama nyanyian keindahan.. aku merasa damai.. sedamai mentari pagi.. saat itulah aku ingin sebuah masa.. saat itulah aku ingin sebuah waktu.. tak ingin sendiri menari dalam sebuah keindahan.. tak ingin sendiri merasakan sebuah keindahan.. aku ingin seseorang tahu keindahan ini.. aku ingin seseorang pula menari bersamaku dalam keindahan.. namun kuyakinkan diriku.. keindahan hadir kala hati risau.. namun kunyatakan diriku.. menari sendiri dalam keindahan itu hanya secuil kebahagiaan.. kembali aku membuka mata.. aku melihat awan serupa malaikat

KEADILAN

1. Pengertian keadilan Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama. kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran tcrhadap proporsi terscbut berarti ketidak adilan. Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia schingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan difi, dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Lain lagi pendapat Socrates yang mcmproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan balk. Mengapa diproyeksikan pada pemerintah, sebab pemerintah adal

kesedihan vs kegembiraan

Kesedihan dan kegembiraan, dua hal yang tentunya bertolak belakang. Keduanya kerap datang bergantian dan dari tempat yang unpredictable. Dalam hitungan detik setelah merasakan kegembiraan, bisa jadi kita langsung terjerembab dalam kesedihan. Pula sebaliknya.   Jelas, kegembiraanlah yang lebih dipilih orang.Kesedihan bisa jadi merupakan hal yang dianggap sebagai 'siksaan' yang menguras air mata. Saat kesedihan atau kegembiraan datang, kita perlu mengendalikan diri. Keduanya bisa jadi anugerah, kasih sayang-Nya, tetapi bisa jadi akar malapetaka. Saat berhadapan dengan kesedihan, ada yang memilih untuk larut dalam kesedihannya. Mereka membiarkan kesedihan terus membuncah dalam pikiran dan hati. DI situlah akan bertumbuh berbagai pikiran negatif yang terkadang menjerumuskan seseorang pada prasangka buruk terhadap-Nya.   Sebaliknya, saat berhadapan dengan kegembiraan, ada yang jadi lupa diri. Lalu, cenderung jumawa dan tergiring menuju kesombongan. Selanjutnya, kita akan lupa